Kamis, 04 Oktober 2012

BAB I PTK LOMPAT JAUH



BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untukmeningkatkan kebugaran jasmani. Mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif serta kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani adalah pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektip dan psikomotor selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spritual. Salah satu masalah utama dalam Penjas di Indonesia dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran Penjas di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran Penjas dan terbatasnya kemampuan guru Penjas untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran Penjas.
Fenomena itulah yang saat ini terjadi di MIS Nur Rahman Martapura yang mana kemampuan peserta didik dalam melakukan gerak dasar lompat sangat kurang.Menurut hasil pengamatan peneliti, rendahnya kemampuan gerak dasar di kelas V MIS Nur Rahman Martapuratersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: (1) Siswa terlihat kurang memperhatikan saat pelajaran Penjas. (2) Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas. (3) Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi alat-alat untuk pembelajaran Penjas. (4) Guru kesulitan dalam menemukan metode pembelajaran bermain yang tepat untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar adalah pendekatan bermain, seperti dijelaskan oleh Djumaidir (2007: 11:31) “dunia anak lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang seruis, didalam pembelajaran banyak disajikan variasi-variasi supaya tidak mudah jenuh sebab siswa kerap kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya”

Agar pembelajaran Penjas khususnya materi gerak dasar lompat dapat berhasil, maka harus diciptakan lingkungan yang kondusif diantaranya dengan cara memodifikasi alat dan menciptakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan.Dilihat dari karakteristik anak, dunia anak adalah dunia bermain.Siswa SD/MI yang masih tergolong anak-anak bentuk aktivitasnya cenderung berupa permainan. Seperti pada saat jam istirahat mereka sangat antusias untuk melakukan bermacam-macam bentuk permainan. Tanpa disadari mereka sering bermain dengan melakukan gerakan-gerakan dasar dalam cabang olahraga.
Agar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai pedoman, maksud dan tujuan sebagaimana yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) maka pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang efektif adalah pengajaran yang reflektif yaitu menggunakan pendekatan modern sebagai pengganti pengajaran tradisional. Oleh sebab itu ada pendekatan, maupun variasi modifikasi dalam pembelajaran. Salah satu  pokok bahasan dalam pendidikan jasmani sekolah dasar adalah gerak dasar lompat, karena setiap pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah pasti banyak menggunakan gerakan melompat. Modifikasi pembelajaran melompat sangat penting karena banyak siswa yang malas melaksanakan kegiatan tersebut pada saat pembelajaran. Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Oleh karena itulah penulis melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Melalui Pendekatan Bermain Terhadap Keterampilan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa MIS Nur Rahman Martapura.
B.       Identifikasi Masalah

Dengan adanya kurikulum tingkat satuan pendidikan yang merupakan pedoman bagi guru dan merupakan bahan kegiatan dalam pembelajaran, maka peserta didik perlu mempelajari dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan tersebut bukanlah hal yang mudah. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul dilapangan adalah sebagai berikut:
a)      Peserta didik terlihat lambat dalam penguasaan pembelajaran penjas terutama penguasaan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
b)      Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas.
c)      Metodepembelajaran atletik khususnya lompat jauh gaya jongkok yang menggunakan metode lama atau tradisional sehingga anak kurang tertarik mengikuti pembelajaran.
d)     Kurangnya pemahaman peserta didik tentang arti pentingnya tubuh bugar dan sehat, sehingga mereka mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut dan memperoleh nilai.
e)      Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi alat-alat untuk pembelajaran Penjas.
f)       Latar belakang pendidikan guru yang mengajar penjas yang bukan guru penjas
C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka penelti membatasi masalah Agar substansi penelitian ini tidak melebar. Adapun batasan masalah pada penelitian ini hanya menitik beratkan pada penerapan metode pembelajaran dengan pendekatan bermain sebagai suatu suplemen peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di MIS Nur Rahman Martapura.
D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sejauh manaefektivitas pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain pada pendidikan jasmani di MIS Nur Rahman Martapura.
E.       Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain di MIS Nur Rahman Martapura.
F.       Hasil Guna Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Peserta Didik
a.       Meningkatkan keterampilan lompat jauh gaya jongkok.
b.      Perbaikan masalah yang ditemukan pada proses lompat jauh gaya jongkok.
c.       Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan lompat jauh gaya jongkok.
d.      Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, kesenangan dalam diri peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
e.       Hasil belajar siswa dapat meningkat.
2.      Sekolah
a.       Meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
b.      Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
c.       Memberikan nilai tambah (value added) yang positif bagi sekolah
d.      Menjadi alat evaluator dari program dan kebijakan pengelolaan sekolah yang sudah berjalan.
3.      Guru
a.    Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai lompat jauh gaya jongkok
b.      Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.
c.       Memberikan sikap professionalisme dan karir pendidik
d.      Menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran
e.       Tercapainya ketuntasan belajar siswa
f.       Mewujudkan  kerja  sama,  kolaborasi,  dan  atau  sinergi antarpendidik dalam satu sekolah
g.      Memecahkan  masalah  dalam  pembelajaran dan meningkatkan  mutu pembelajaran
h.      Peningkatan atau perbaikan kualitas keterampilan guru dalam penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
i.        Pembiasaan guru dalam memecahkan masalah dan pembelajaran berbasis hasil temuan penelitian secara empiris

BAB II PTK LOMPAT JAUH



BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.      Tinjauan Pustaka
1.      Efektifitas Pembelajaran
Jika dilihat dari istilah tersebut, maka terdapat dua suku kata yang berbeda, yakni efektivitas dan pembelajaran.Makna dari efektivitas itu sendiri adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.Sedangkan Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, dimana kegiatan guru sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik yang belajar.Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi guru sebagai pembelajar, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan.Hubungan guru dan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik.
Dari segi tujuan akan dicapai baik guru maupun siswa sama-sama mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Meskipun demikian, tujuan guru dan siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan instruksional.Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses internal siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa sendiri yang mengalami, melakukan, dan menghayatinya. Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran, dimana proses interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental, sehingga menjadi mandiri dan utuh, disamping itu pula proses belajar tersebut terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Dalam Proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi suku rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, penguatan, evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya.
Dari kegiatan interaksi belajar-mengajar tersebut, guru membelajarkan siswa dengan harapan bahwa siswa belajar.Maka, ranah-ranah tersebut semakin berfungsi.Sebagai ilustrasi, pada ranah kognitif siswa dapat memiliki pengetahuan, pemahaman, dapat menerapkan, menganalisis, sintesis dan mengevaluasi.Pada ranah afektif siswa dapat melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk pola hidup.Sedangkan pada ranah psikomotorik siswa dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan gerak-gerak baru.
pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi si belajar sedemikian rupa, sehingga akan mempermudah ia dalam belajar, atau belajar yang dilakukan oleh si belajar dapat dipermudah/ difasilitasi.Maka pembelajaran dapat dikatakan efektif, apabila dapat memfasilitasi pemerolehan pengetahuan dan keterampilan si belajar melalui penyajian informasi dan aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan.




2.      Pengertian Atletik
Atletik adalah “ salah satu unsur dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan juga merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang (Djumidar, 2002: 2)”.
Jadi Atletik merupakan keseluruhan gerakan yang mengutamakan aktivitas jasmani dengan pembinaan pola hidup sehat dan pengembangan jasmani serta mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan secara psikis maupun fisik.
3.      Gerak Dasar
Gerak dasar menurut M Furqon H, (2002 – 9) merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar untuk ketrampilan gerak yang kompleks yang meliputi gerak lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif. Karakteristik anak berusia 6-8 tahun menurut Annario, Cowell dan Hazelton yang dikutip M Furqon H, (2002: 10-12 ) adalah sebagai berikut

a.       Karaketristik Fisiologis
1)    Reaksi lambat, koordinasi gerakannya belum baik, membutuhkan aktifitas yang menggunakan kelompok otot besar, gemar berkelahi, berburu, memanjat dan kejar-kejaran.
2)    Selalu aktif, bersemangat dan responsip terhadap suara berirama.
3)    Tulang-tulangnya lunak dan mudah berubah bentuk.
4)    Jantungnya mudah melemah.
5)    Pengendalian penginderaan dan persepsinya sedang berkembang.
6)    Koordinasi mata dan tangan berkembang dan penggunaan otot kecil belum baik.
7)    Kesehatan umum kritis, mudah sakil dan daya tahannya rendali.
8)    Gigi susu mulai bertanggalan dan tumbuh gigi tetap.
9)    Selalu aktif walaupun sedang duduk atau berdiri senang berkejar-kejaran, menjelajah dan memanjat.
b.      Karakteristik Psikologis
1.  Pumusatannya mudah beralih, tak tahan lama.
2.  Selalu ingin tuhu, suka bertanya, ingin menemukan sesuatu dan menyelidiki alam sekitarnya.
3.  Kemampuan mengendalikan organ-organ berbicaranya berkembang.
4.  Gemar mengulang aktivitas yang menyenangkan ataudisukai.
5.  Kemampuan berfikirnya masih terbatas.
6.  Hampir tertarik dengan segala hah
7.  Kreatif dan daya khayalnya tinggi
c.       Karakteristik Sosiologis
1.      Berhasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat dramatik yang penuh dengan gaya khayal, rasa ingin tahu dan suka meniru.
2.      Suka berkelahi, berburu, berkejaran dan memanjat.
3.      Sesuatu itu dianggap benar bila ia setuju atau menyenangkan baginya tetapi ia kesal jika sesuatu itu idak sesuai dengan kehendaknya.
4.      Senang pada binatang piaraan, cerita-cerita dan alam sekitar.
5.      Ingin terus bermain dan terus bermain baik dalam kelompok yang terdiri dari 3 sampai 4 orang.
6.      Belum senang bila dikritik,
7.      Sukar menerima kekelahan.
8.      Suka menjadi pusat perhatian.
9.      lndividualis, bebas suka menonjolkan diri, pemberani, angkuh dan suka berpetualang.
10.  Tidak punya teman yang tetap dan suka berganti-ganti.
4.      Lompat Jauh Gaya Jongkok
Menurut pendapat Syarifuddin (1992 : 90) lompat jauh adalah bentuk gerakan melompat mangangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Jonath, Haag, Krempel (1990 : 197) menyatakan bahwa unsur utama lompat jauh dengan awalan adalah lari awalan/ ancang-ancang, bertolak, melayang di udara dan mendarat. Masing-masing bagian itu memiliki gaya gerakannya sendiri yang menyumbangkan pencapaian jarak lompatan.
Hal-hal yang harus diutamakan atau diperhatikan dalam lompat jauh adalah :
a.    Peliharalah kecepatan lari sampai saat bertolak.
b.    Capailah dorongan yang cepat dan dinamis dari balok tumpuan.
c.    Rubahlah sedikit posisi lari, bertujuan mencapai posisi lebih tegak.
d.   Gunakan gerakan kompetensi lengan yang baik.
e.    Capailah jangkauan gerak yang baik.
f.     Gerak akhir agar dibuat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya tolakannya.
g.    Latihlah gerakan pendaratan.
h.    Kuasai gerakan yang benar dari gerakan lengan dan kaki dalam meluruskan dan membengkokkannya.
struktur gerakan yang dilakukan pada lompat jauh gaya jongkok dapat dirinci menjadi emapt fase yaitu :
a.       Awalan atau ancang-ancang
Pendapat (Adisasmita, 1992 : 67).Kecepatan dan ketepatan dalam lari awalan sangat mempengaruhi hasil lompatan. Ini berarti bahwa kecepatan lari awalan adalah suatu keharusan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Pelompat tanpa kecepatan sama sekali tidak mempunyai suatu harapan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Untuk dapat melakukan lari awalan dengan baik, perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.    Jarak lari awalan tergantung pada tiap-tiap pelompat.
b.    Jarak lari awalan harus cukup jauh untuk mendapatkan kecepatanmaksimal.
c.    Kecepatan lari awalan dan irama langkah harus rata.
d.   Pada langkah akhir, pikiran dipusatkan untuk melompat setinggi-tingginya ke arah depan.
e.    Langkah terakhir diperkecil agar dapat menolak ke atas dengan lebih sempurna.
f.     Sikap lari seperti pada lari jarak pendek.

Tujuan ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar dorongan massa ke depan lebih besar. Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan kemampuan berekselerasi atas kecepatanya, dan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan ancang-ancang diperlukan program latihan yang baik, dan juga ketepatan menumpu.Sebagai pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek dengan dimulai dari 5 langkah, 7 langkah, 9 langkah dan seterusnya sambil memperhatikan kaki saat menumpu.Panjang awalan untuk melaksanakan awalan lompat jauh tidak kurang dari 45 meter.
b.      Tumpuan atau tolakan
Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 91) mengemukakan bahwa :
Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerak dari gerak horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Dimana sebelumnya si pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah yang terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa melakukan tolakan adalah merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan lompat jauh maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1.       usahakan untuk menekankan pada gerak pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjang langkah kedua akhir sebelum melompat
2.      hindarkan dorongan dengan cara memperpendek langkah take off
3.      keterbatasan gerak dari kaki yang melakukan take off
4.      keterbatasan gerak dari kaki yang melakukan take off dapat dihindarkan dengan memperpanjang langkah sewaktu take off
5.      untuk menghindari kurangnya gerak tangan, coba lekukkan siku tangan yang berlawanan dengan kaki yang sedang take off

“Pada waktu menumpu seharusnya badan sudah condong kedepan, titik berat badan harus terletak tegak dimuka titik sumber tenaga, yaitu tungkai menumpu pada saat pelompat menumpu (Adisasmita, 1992 : 67)”
c.       Melayang diudara
Melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh untuk menjaga keseimbangan dan untuk memungkinkan pendaratan yang lebih sempurna. Gerakan sikap tubuh di udara (waktu melayang) yang biasanya disebut gaya lompatan dalam lompat jauh (Adisasmita, 1992 : 68).

Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara.Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. yaitumelayang dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan.
d.      Mendarat
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri. Untuk menghindarkan pendaratan pada pantat, kepala ditundukkan dan lengan diayunkan ke depan sewaktu kaki menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampui titik pendaratan kaki di pasir. Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas danlentur. Maka sendi lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan waktu (timing) yang tepat.
Menurut AP Pandjaitan (1990:62) mengatakan bahwa :
Suatu lompatan mempunyai hubungan atau pengaruh dengan lari kareana lari merupakan awalan bagi pelompat jauh dan harus memperhatikan.Awalan yang cepat dan tepat, tumpuan yang baik dan pendaratan yang menguntungkan.


5.      MetodePembelajaran Dengan Pendekatan Bermain
Menurut DR.S.Nasution “Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam suatu tugas atau pekerjaan agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan”. Sedangkan menurut Drs.H Abu Ahmad dkk (2005:52) metode adalah suatu pengetahuan tentang cara- cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dengan bermain anak bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, anak-anak akan lebih senang dan menjadikan si anak lebih aktif. Sebagaimana dikemukakan oleh Mayke (dalam Sudono, 2000:3) “ belajar dengan bermain akan memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi serta mempraktekkannya.
Dari penjelasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa metode bermain yang dimaksud adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan kegiatan untuk menjelaskan konsep abstrak dalam Pendidikan Jasmani yang lebih menyenangkan dan agar siswa lebih paham dan lebih lama mengingat apa yang disampaikan.


6.      PendidikanJasmani
Cholik Mutohir (1992 : 2) mengatakan : ”Pendidikan jasmani adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangkapembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila ”. 
Dari kutipan tesebut peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupkan proses pendidkan yang melibatkan aktifitas jamani yang diolah secara sistematis bertujuan untuk peningkatan individu yang melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a)      Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
b)      Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c)      Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d)     Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai- nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
e)      Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
f)       Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
 (Kurikulum KTSP 2006 )
7.      Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Susilo (2007 : 16) mengemukakan pendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah ”penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat pengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran”.
Dalam hal ini berarti guru dapat melakukan penelitian sendiri terhadap proses pembelajaran dikelas atau juga secara koloboratif berkerjasama dengan guru dan peneliti lainnya. Tetapi tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian tindakan kelas yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama seorang guru, yaitu tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan dalam proses pembelajaran.
8.      Metode Pengajaran pendidikan Jasmani Yang Efektif
Keberhasilan pengajaran pendidiakan jasmani dapat ditinjau dari jumlah waktu aktif berlatih. Keberhasilan ini dapat dicapai bila didukung oleh pengelolaan penggunaan yang efektif, mencakup pengelolaan iklim, materi (tugas ajar) dan prilaku (Rusli lutan. 2001 : 15)
“Dalam kegiatan belajar seyogyanya tidak menoton bahkan harus dinamis, disajikan dalam bentuk-bentuk permainan”.(Djumidar : 2002 : 3)
Ini berarti guru harus mempunyai metode untuk keberhasian pengajaran agar tercipta pendidikan jasmani yang efektif untuk itulah metode dengan pendekatan bermain sangat cocok digunakan untuk anak usia sekolah dasar agar tercipta suasana yang menyenangkan sehingga materi ajar sesuai yang diharapkan.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengajaran pendidikan jasmani sekarang ini dalah langkanya sarana parasarana penunjang. Hasil riset tentang pengajaran pendidikan jasmani di negara Amerika dan Australia, dalam . Cholik.M, dkk (2002:26) menunjukkan ada tiga hal yang penting agar pengajaran pendidikan jasmani efektif dapat di ciptakan. Hal-hal tersebut adalah :
a)      Anak didik memerlukan latihan praktek yang tepat dan memadai .
b)      Latihan praktek tersebut harus memberikan peluang tingkat sukses..
Metode pembelajaran tersebut dinamakan pengajaran efektif dan reflektif. Dengan pengajaran reflektif seorang guru dikatakan berhasil apabila ia dapat mencapai kepuasan profesional. Guru secara kreatif mampu menggunakan berbagai keterampilan mengajar yang berinteraksi secara efektif dengan lingkungan pengajaran yang khusus (Toho Cholik M, Rusli lutan, 1997:4).
Dari kutipan tersebut setiap guru harus mempunyai bekal dan kapasitas yang cukup sebelum terjun langsung kedunia dengan tuntutan profesionalitasannya sebagai tenaga pendidik dan pengajar untuk itulah sebaiknya seorang guru menyusun perencanaan agar tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
B.       Penelitian Yang Relevan
Djoko Nugroho : 2009/2010, dalam Peningkatkan Penguasaan Keterampilan Lari Estafet Melalui Pendekatan Bermain di SD Negeri Indra Sari tahun pelajaran 2009/2010 merupakan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dan sangat dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang telah ditemukan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan untuk pengajuan hipotesis. Hasil penelitian bahwa dengan metode pembelajaran bermain pada penguasaan keterampilan lari estafet menunjukkan peningkatan terhadap prestasi lari estafet.Sehingga peneliti mempunyai pemikiran untuk melakukan penelitian yang serupa tetapi lebih mengarah kepada pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok dan dilaksanakan di Sekolah Dasar sesuai dengan program studi yang dipelajari.
C.      Kerangka Berfikir
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu cara yang diterapkan seorang guru untuk memberikan materi pelajaran dengan cara-cara tertentu yang efektif agar materi pelajaran dapat diterima atau dikuasai dengan baik oleh siswa. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya dengan pendekatan bermain. Pendekatan bermain dapat diterapkan dalam semuacabang olahraga termasuk lompat jauh gaya jongkok.
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain merupakan cara belajar, dimana tugas ajar yang diberikan disajikan dalam bentuk permainan. Dalam hal ini teknik-teknik lompat jauh gaya jongkok dipelajari melalui bentuk permainan. Permainan lompat jauh gaya jongkok dikonsep oleh guru. Konsep permainan lompat jauh gaya jongkok dapat menggunakan alat atau tanpa alat yang mengarah pada pola gerakan lompat jauh gaya jongkok.
Maksud dan tujuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain adalah untuk memenuhi hasrat gerak anak, dapat menimbulkan rasa senang dan gembira, meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Disamping itu juga, melalui permainan siswa dituntut memiliki inisiatif dan kretifitas, sehingga hal ini akan merangsang kemampuan berpikir dan memecahkan masalah yang terjadi dalam permainan, dapat meningkatkan penguasaan teknik lompat jauh gaya jongkok. Dengan menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok dengan benar dan hasil belajar siswa meningkat.
Berdasarkan dari ciri-ciri dan pendekatan bermain tersebut menunjukkan bahwa, pendekatan bermain merupakan metode pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh yang ditimbulkan dari pendekatan bermain bersifat menyeluruh baik fisik, teknik maupun sosial, dengan demikian diduga pendekatan bermain memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.