BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Efektifitas Pembelajaran
Jika dilihat dari
istilah tersebut, maka terdapat dua suku kata yang berbeda, yakni efektivitas
dan pembelajaran.Makna dari efektivitas itu sendiri adalah ketepatgunaan, hasil
guna, menunjang tujuan.Sedangkan Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah,
dimana kegiatan guru sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik
yang belajar.Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi guru sebagai
pembelajar, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan.Hubungan guru dan
siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku
terdidik.
Dari segi tujuan akan dicapai baik
guru maupun siswa sama-sama mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Meskipun
demikian, tujuan guru dan siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan
instruksional.Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses
internal siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa sendiri yang mengalami,
melakukan, dan menghayatinya. Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran, dimana
proses interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan untuk
meningkatkan perkembangan mental, sehingga menjadi mandiri dan utuh, disamping
itu pula proses belajar tersebut terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang
ada dilingkungan sekitar. Dalam Proses belajar tersebut, siswa menggunakan
kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.Kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi suku rinci dan
menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, penguatan, evaluasi dan
keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya.
Dari kegiatan interaksi belajar-mengajar tersebut, guru membelajarkan siswa
dengan harapan bahwa siswa belajar.Maka, ranah-ranah tersebut semakin
berfungsi.Sebagai ilustrasi, pada ranah kognitif siswa dapat memiliki
pengetahuan, pemahaman, dapat menerapkan, menganalisis, sintesis dan
mengevaluasi.Pada ranah afektif siswa dapat melakukan penerimaan, partisipasi,
menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk pola hidup.Sedangkan pada ranah
psikomotorik siswa dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan
sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan
gerak-gerak baru.
pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi si
belajar sedemikian rupa, sehingga akan mempermudah ia dalam belajar, atau
belajar yang dilakukan oleh si belajar dapat dipermudah/ difasilitasi.Maka
pembelajaran dapat dikatakan efektif, apabila dapat memfasilitasi pemerolehan
pengetahuan dan keterampilan si belajar melalui penyajian informasi dan
aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai
tujuan khusus belajar yang diharapkan.
2.
Pengertian Atletik
Atletik adalah “ salah satu unsur dan
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan juga merupakan komponen-komponen pendidikan
keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinan hidup sehat dan
pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan
seimbang
(Djumidar, 2002: 2)”.
Jadi Atletik merupakan keseluruhan gerakan yang
mengutamakan aktivitas jasmani dengan pembinaan pola
hidup sehat dan pengembangan jasmani serta mental, sosial, dan emosional yang
serasi, selaras dan seimbang
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan secara psikis maupun fisik.
3.
Gerak Dasar
Gerak
dasar menurut M Furqon H, (2002 – 9) merupakan pola gerak yang inheren yang
membentuk dasar-dasar untuk ketrampilan
gerak yang kompleks yang meliputi gerak lokomotor, gerak non lokomotor dan
gerak manipulatif. Karakteristik anak berusia 6-8 tahun menurut Annario, Cowell
dan Hazelton yang dikutip M Furqon H, (2002: 10-12 ) adalah sebagai berikut
a.
Karaketristik Fisiologis
1) Reaksi lambat,
koordinasi gerakannya belum baik, membutuhkan aktifitas yang menggunakan
kelompok otot besar, gemar berkelahi, berburu, memanjat dan kejar-kejaran.
2) Selalu aktif,
bersemangat dan responsip terhadap suara berirama.
3) Tulang-tulangnya
lunak dan mudah berubah bentuk.
4) Jantungnya
mudah melemah.
5) Pengendalian
penginderaan dan persepsinya sedang berkembang.
6) Koordinasi mata
dan tangan berkembang dan penggunaan otot kecil belum baik.
7) Kesehatan umum
kritis, mudah sakil dan daya tahannya rendali.
8) Gigi susu mulai
bertanggalan dan tumbuh gigi tetap.
9) Selalu aktif
walaupun sedang duduk atau berdiri senang berkejar-kejaran, menjelajah dan
memanjat.
b.
Karakteristik Psikologis
1. Pumusatannya
mudah beralih, tak tahan lama.
2. Selalu ingin
tuhu, suka bertanya, ingin menemukan sesuatu dan menyelidiki alam sekitarnya.
3. Kemampuan
mengendalikan organ-organ berbicaranya berkembang.
4. Gemar mengulang
aktivitas yang menyenangkan ataudisukai.
5. Kemampuan
berfikirnya masih terbatas.
6. Hampir tertarik
dengan segala hah
7. Kreatif dan
daya khayalnya tinggi
c.
Karakteristik Sosiologis
1. Berhasrat besar
terhadap hal-hal yang bersifat dramatik yang penuh dengan gaya khayal, rasa
ingin tahu dan suka meniru.
2. Suka berkelahi,
berburu, berkejaran dan memanjat.
3. Sesuatu itu
dianggap benar bila ia setuju atau menyenangkan baginya tetapi ia kesal jika
sesuatu itu idak sesuai dengan kehendaknya.
4. Senang pada
binatang piaraan, cerita-cerita dan alam sekitar.
5. Ingin terus
bermain dan terus bermain baik dalam kelompok yang terdiri dari 3 sampai 4
orang.
6. Belum senang
bila dikritik,
7. Sukar menerima
kekelahan.
8. Suka menjadi
pusat perhatian.
9. lndividualis,
bebas suka menonjolkan diri, pemberani, angkuh dan suka berpetualang.
10. Tidak punya
teman yang tetap dan suka berganti-ganti.
4.
Lompat Jauh Gaya Jongkok
Menurut pendapat Syarifuddin (1992 : 90) lompat jauh
adalah bentuk gerakan melompat mangangkat kaki ke atas depan dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara yang
dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Jonath,
Haag, Krempel (1990 : 197) menyatakan bahwa unsur utama lompat jauh dengan
awalan adalah lari awalan/ ancang-ancang, bertolak, melayang di udara dan
mendarat. Masing-masing bagian itu memiliki gaya gerakannya sendiri yang
menyumbangkan pencapaian jarak lompatan.
Hal-hal yang harus diutamakan atau diperhatikan
dalam lompat jauh adalah :
a. Peliharalah
kecepatan lari sampai saat bertolak.
b. Capailah
dorongan yang cepat dan dinamis dari balok tumpuan.
c. Rubahlah
sedikit posisi lari, bertujuan mencapai posisi lebih tegak.
d. Gunakan gerakan
kompetensi lengan yang baik.
e. Capailah
jangkauan gerak yang baik.
f. Gerak akhir
agar dibuat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya tolakannya.
g. Latihlah
gerakan pendaratan.
h. Kuasai gerakan
yang benar dari gerakan lengan dan kaki dalam meluruskan dan membengkokkannya.
struktur gerakan yang dilakukan pada lompat jauh gaya jongkok dapat dirinci
menjadi emapt fase yaitu :
a. Awalan
atau ancang-ancang
Pendapat (Adisasmita, 1992 : 67).Kecepatan dan ketepatan dalam lari awalan
sangat mempengaruhi hasil lompatan. Ini berarti bahwa kecepatan lari awalan
adalah suatu keharusan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Pelompat tanpa
kecepatan sama sekali tidak mempunyai suatu harapan untuk mencapai hasil yang
sebaik-baiknya. Untuk dapat
melakukan lari awalan dengan baik, perlu memperhatikan dan melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Jarak
lari awalan tergantung pada tiap-tiap pelompat.
b. Jarak
lari awalan harus cukup jauh untuk mendapatkan kecepatanmaksimal.
c. Kecepatan
lari awalan dan irama langkah harus rata.
d. Pada
langkah akhir,
pikiran dipusatkan
untuk melompat setinggi-tingginya ke arah depan.
e. Langkah
terakhir diperkecil agar dapat menolak ke atas dengan lebih sempurna.
f. Sikap
lari seperti pada lari jarak pendek.
Tujuan ancang-ancang adalah untuk
mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar dorongan massa ke depan
lebih besar. Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan kemampuan
berekselerasi atas kecepatanya, dan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan
ancang-ancang diperlukan program latihan yang baik, dan juga ketepatan
menumpu.Sebagai pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek dengan
dimulai dari 5 langkah, 7 langkah, 9 langkah dan seterusnya sambil
memperhatikan kaki saat menumpu.Panjang awalan untuk melaksanakan awalan lompat
jauh tidak kurang dari 45 meter.
b. Tumpuan
atau tolakan
Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 91) mengemukakan bahwa :
Tolakan adalah perubahan atau perpindahan
gerak dari gerak horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat.
Dimana sebelumnya si pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan
sekuat-kuatnya pada langkah yang terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke
atas melayang di udara. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa melakukan
tolakan adalah merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal
Agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan lompat jauh maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. usahakan untuk menekankan pada gerak pada
lutut yang memimpin dan sesuaikan panjang langkah kedua akhir sebelum melompat
2. hindarkan dorongan dengan cara
memperpendek langkah take off
3. keterbatasan gerak dari kaki yang
melakukan take off
4. keterbatasan gerak dari kaki yang
melakukan take off dapat dihindarkan dengan memperpanjang langkah sewaktu take
off
5. untuk menghindari kurangnya gerak tangan,
coba lekukkan siku tangan yang berlawanan dengan kaki yang sedang take off
“Pada
waktu menumpu seharusnya badan sudah condong kedepan, titik berat badan harus
terletak tegak dimuka titik sumber tenaga, yaitu tungkai menumpu pada saat
pelompat menumpu (Adisasmita, 1992 : 67)”
c. Melayang
diudara
Melakukan gerakan-gerakan
sikap tubuh untuk menjaga keseimbangan dan untuk memungkinkan pendaratan yang
lebih sempurna. Gerakan sikap tubuh di udara (waktu melayang) yang biasanya
disebut gaya lompatan dalam lompat jauh (Adisasmita, 1992 : 68).
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan
diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan
sehingga bergerak di udara.Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. yaitumelayang dengan sikap jongkok dengan cara waktu
menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki
tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan.
d. Mendarat
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat
mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan
pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang
berakibat merugikan si pelompat itu sendiri. Untuk menghindarkan pendaratan
pada pantat, kepala ditundukkan dan lengan diayunkan ke depan sewaktu kaki
menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampui titik pendaratan kaki di
pasir. Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas danlentur. Maka sendi lutut
harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan waktu (timing)
yang tepat.
Menurut AP Pandjaitan (1990:62) mengatakan bahwa :
Suatu lompatan mempunyai hubungan atau pengaruh dengan lari
kareana lari merupakan awalan bagi pelompat jauh dan harus memperhatikan.Awalan
yang cepat dan tepat, tumpuan yang baik dan pendaratan yang menguntungkan.
5.
MetodePembelajaran Dengan Pendekatan Bermain
Menurut DR.S.Nasution “Metode adalah suatu cara
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam suatu tugas atau
pekerjaan agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan”. Sedangkan
menurut Drs.H Abu Ahmad dkk (2005:52) metode adalah suatu pengetahuan tentang
cara- cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia metode adalah “cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Dengan bermain anak bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,
anak-anak akan lebih senang dan menjadikan si anak lebih aktif. Sebagaimana
dikemukakan oleh Mayke (dalam Sudono, 2000:3) “ belajar dengan bermain akan
memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan
sendiri, bereksplorasi serta mempraktekkannya.
Dari penjelasan di atas
dapatlah disimpulkan bahwa metode bermain yang dimaksud adalah suatu cara yang
digunakan dalam melakukan kegiatan untuk menjelaskan konsep abstrak dalam Pendidikan Jasmani yang lebih menyenangkan dan agar siswa lebih paham dan lebih lama mengingat apa yang disampaikan.
6.
PendidikanJasmani
Cholik Mutohir (1992 : 2)
mengatakan : ”Pendidikan jasmani adalah proses sistematik yang berupa segala
kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan
kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan
prestasi puncak dalam rangkapembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas berdasarkan Pancasila ”.
Dari kutipan tesebut peneliti menyimpulkan bahwa
pendidikan jasmani dan olahraga merupkan proses pendidkan yang melibatkan
aktifitas jamani yang diolah secara sistematis bertujuan untuk peningkatan
individu yang melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a) Mengembangkan keterampilan pengelolaan
diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik.
c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
gerak dasar.
d) Meletakkan landasan karakter moral yang
kuat melalui internalisasi nilai- nilai yang terkandung di dalam pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan.
e) Mengembangkan sikap sportif, jujur,
disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
f) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
(Kurikulum KTSP 2006 )
7.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Susilo (2007 :
16) mengemukakan pendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah ”penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat pengajar, dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam
pembelajaran”.
Dalam hal ini berarti guru
dapat melakukan penelitian sendiri terhadap proses pembelajaran dikelas atau
juga secara koloboratif berkerjasama dengan guru dan peneliti lainnya. Tetapi
tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian tindakan kelas yang dilakukan
tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama seorang guru, yaitu tidak
boleh sampai mengorbankan kegiatan dalam proses pembelajaran.
8.
Metode Pengajaran pendidikan Jasmani Yang
Efektif
“Keberhasilan
pengajaran pendidiakan jasmani dapat ditinjau dari jumlah waktu aktif berlatih.
Keberhasilan ini dapat dicapai bila didukung oleh pengelolaan penggunaan yang
efektif, mencakup pengelolaan iklim, materi (tugas ajar) dan prilaku” (Rusli lutan. 2001 : 15)
“Dalam kegiatan belajar seyogyanya tidak menoton bahkan harus dinamis,
disajikan dalam bentuk-bentuk permainan”.(Djumidar : 2002 : 3)
Ini berarti guru harus
mempunyai metode untuk keberhasian pengajaran agar tercipta pendidikan jasmani
yang efektif untuk itulah metode dengan pendekatan bermain sangat cocok
digunakan untuk anak usia sekolah dasar agar tercipta suasana yang menyenangkan
sehingga materi ajar sesuai yang diharapkan.
Salah satu
masalah yang dihadapi dalam pengajaran pendidikan jasmani sekarang ini dalah
langkanya sarana parasarana penunjang. Hasil riset tentang pengajaran
pendidikan jasmani di negara Amerika dan Australia, dalam . Cholik.M, dkk
(2002:26) menunjukkan ada tiga hal yang penting agar pengajaran pendidikan
jasmani efektif dapat di ciptakan. Hal-hal tersebut adalah :
a) Anak didik memerlukan latihan praktek yang
tepat dan memadai .
b) Latihan praktek tersebut harus memberikan
peluang tingkat sukses..
Metode pembelajaran tersebut dinamakan
pengajaran efektif dan reflektif. Dengan pengajaran reflektif seorang guru
dikatakan berhasil apabila ia dapat mencapai kepuasan profesional. Guru secara
kreatif mampu menggunakan berbagai keterampilan mengajar yang berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan pengajaran yang khusus (Toho Cholik M, Rusli
lutan, 1997:4).
Dari kutipan tersebut setiap guru harus mempunyai bekal dan kapasitas yang
cukup sebelum terjun langsung kedunia dengan tuntutan profesionalitasannya
sebagai tenaga pendidik dan pengajar untuk itulah sebaiknya seorang guru
menyusun perencanaan agar tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
B.
Penelitian Yang Relevan
Djoko Nugroho : 2009/2010, dalam Peningkatkan Penguasaan Keterampilan Lari
Estafet Melalui Pendekatan Bermain di SD Negeri Indra Sari tahun pelajaran
2009/2010 merupakan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dan sangat dibutuhkan untuk mendukung kajian
teoritis yang telah ditemukan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan untuk
pengajuan hipotesis. Hasil
penelitian bahwa dengan metode pembelajaran bermain pada penguasaan
keterampilan lari estafet menunjukkan peningkatan terhadap prestasi lari
estafet.Sehingga peneliti
mempunyai pemikiran untuk melakukan penelitian yang serupa tetapi lebih
mengarah kepada pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok dan dilaksanakan
di Sekolah Dasar sesuai dengan program studi yang dipelajari.
C.
Kerangka Berfikir
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu cara yang
diterapkan seorang guru untuk memberikan materi pelajaran dengan cara-cara
tertentu yang efektif agar materi pelajaran dapat diterima atau dikuasai dengan
baik oleh siswa. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya dengan pendekatan bermain.
Pendekatan bermain dapat diterapkan dalam semuacabang olahraga termasuk lompat
jauh gaya jongkok.
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan
pendekatan bermain merupakan cara belajar, dimana tugas ajar yang diberikan
disajikan dalam bentuk permainan. Dalam hal ini teknik-teknik lompat jauh gaya
jongkok dipelajari melalui bentuk permainan. Permainan lompat jauh gaya jongkok
dikonsep oleh guru. Konsep permainan lompat jauh gaya jongkok dapat menggunakan
alat atau tanpa alat yang mengarah pada pola gerakan lompat jauh gaya jongkok.
Maksud dan tujuan pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok dengan pendekatan bermain adalah untuk memenuhi hasrat gerak anak,
dapat menimbulkan rasa senang dan gembira, meningkatkan hasil belajar dan
meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Disamping itu juga, melalui permainan
siswa dituntut memiliki inisiatif dan kretifitas, sehingga hal ini akan
merangsang kemampuan berpikir dan memecahkan masalah yang terjadi dalam
permainan, dapat meningkatkan penguasaan teknik lompat jauh gaya jongkok. Dengan
menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok dengan benar dan hasil belajar siswa
meningkat.
Berdasarkan dari ciri-ciri dan pendekatan bermain
tersebut menunjukkan bahwa, pendekatan bermain merupakan metode pembelajaran
yang dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh yang
ditimbulkan dari pendekatan bermain bersifat menyeluruh baik fisik, teknik maupun
sosial, dengan demikian diduga pendekatan bermain memiliki pengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.